Sebuah kata kehancuran dalam hidupku yang tak dapat aku inginkan dan aku rasakan saat itu, di mana titik awal yang membuat semua yang aku jalani dalam kehidupan menjadi hancur berantakan karena sebuah kesalahan kesalahan yang aku perbuat sehingga aku tak berdaya untuk berbuat apa apa. Sebuah resiko yang harus aku terima dan aku rasakan dengan masalah itu terjadi, karena tidak ada sebuah masalah yang timbul dari orang lain akan tetapi masalah itu timbul dari dalam kita sendiri karena atas perbuatannya yang telah di lakukan.
Sebuah impian atau cita cita dalam benakku hilang karena datangnya kehancuran dalam hidupku sehingga sulit untuk membangunnya kembali, hanya waktu lah yang bisa menjawab semua itu. Hidup menjadi tak berarti tanpa arah dan tujuan untuk melangkah, hanya rasa penyesalan yang keluar dalam hati dan sangat menyiksa batin. Jiwa dan raga rapuh dengan keadaan seperti itu, hanya kesedihan yang menemani rasa penyesalan dalam hidup, sehingga dampak nya dirasakan pada orang orang yang kita sayangi dan orang orang terdekat dengan kita.
Waktu yang dijalani terasa hampa dan lambat untuk berputar, seakan akan waktu itu tidak berjalan hanya berhenti dalam hidupku, seolah olah waktu itu membiarkan rasa kecewa dalam hidup, agar merasa puas atas apa yang telah aku lakukan dengan kesalahanku dalam hidup ini. Hidupku seperti berjalan di tempat tidak beranjak dengan setiap langkahku, mati sudah jiwa raga ini terbawa dalam sebuah kehancuran dalam hidupku ini, terbelenggu oleh lingkaran kesalahanku yang fatal.
Ku coba meredam amarahku yang membara dengan kehancuran dalam hidupku ini, ingin ku maki pada diri sendiri namun tak bisa karena itulah diriku yang sebenarnya, yang telah melakukan membuat kesalahan fatal dalam hidup, karena tergoda akan pernak pernik dunia yang fana didalamnya penuh dengan hiasan-hiasan yang menyesatkan sehingga terjerumus masuk kedalamnya. Termenung dalam kesendirian, mengasingkan diri agar jauh dari cacian orang-orang yang munafik atas kesalahanku. Hanya sujud dan doa kupanjatkan pada sang ilahi agar terbebas dalam kesalahan fatal ini, hanya kepada sang penciptalah ku pasrahkan hidup dan matiku, agar semua cepat berlalu dengan cobaan yang sedang terjadi dan takkan aku ulangi lagi atas kesalahanku yang sama.
Sebuah impian atau cita cita dalam benakku hilang karena datangnya kehancuran dalam hidupku sehingga sulit untuk membangunnya kembali, hanya waktu lah yang bisa menjawab semua itu. Hidup menjadi tak berarti tanpa arah dan tujuan untuk melangkah, hanya rasa penyesalan yang keluar dalam hati dan sangat menyiksa batin. Jiwa dan raga rapuh dengan keadaan seperti itu, hanya kesedihan yang menemani rasa penyesalan dalam hidup, sehingga dampak nya dirasakan pada orang orang yang kita sayangi dan orang orang terdekat dengan kita.
Waktu yang dijalani terasa hampa dan lambat untuk berputar, seakan akan waktu itu tidak berjalan hanya berhenti dalam hidupku, seolah olah waktu itu membiarkan rasa kecewa dalam hidup, agar merasa puas atas apa yang telah aku lakukan dengan kesalahanku dalam hidup ini. Hidupku seperti berjalan di tempat tidak beranjak dengan setiap langkahku, mati sudah jiwa raga ini terbawa dalam sebuah kehancuran dalam hidupku ini, terbelenggu oleh lingkaran kesalahanku yang fatal.
Ku coba meredam amarahku yang membara dengan kehancuran dalam hidupku ini, ingin ku maki pada diri sendiri namun tak bisa karena itulah diriku yang sebenarnya, yang telah melakukan membuat kesalahan fatal dalam hidup, karena tergoda akan pernak pernik dunia yang fana didalamnya penuh dengan hiasan-hiasan yang menyesatkan sehingga terjerumus masuk kedalamnya. Termenung dalam kesendirian, mengasingkan diri agar jauh dari cacian orang-orang yang munafik atas kesalahanku. Hanya sujud dan doa kupanjatkan pada sang ilahi agar terbebas dalam kesalahan fatal ini, hanya kepada sang penciptalah ku pasrahkan hidup dan matiku, agar semua cepat berlalu dengan cobaan yang sedang terjadi dan takkan aku ulangi lagi atas kesalahanku yang sama.
Comments
Post a Comment